Pembelajaran Kooperatif Penghilang Rasa Kantuk

BUNGAH-MTs1 News.-

Dalam pembelajaran konvensional, terdapat satu masalah klasik. Tidak jarang siswa mengantuk saat pembelajaran. Mengapa demikian?

Hal ini lumrah terjadi sebab pembelajaran konvensional mengharuskan guru menjadi pusat informasi dalam kelas, sehingga guru harus banyak berkisah. Padahal, tidak semua siswa memiliki ketahanan fisik agar tetap sadar saat informasi mengalir dari satu arah.

Siswa tertidur atau mengantuk saat pembelajaran rupanya bukan masalah baru. Ini adalah masalah klasik pembelajaran selalu dicari penyelesaiannya oleh kalangan cendekiawan pendidikan.

Padahal, para guru sebenarnya telah memiliki inovasinya masing-masing. Guru-guru inovatif ini, terkadang pembelajaran disisipi kisah-kisah inspiratif. Ada pula pembelajaran yang disisipi media menarik, ada juga menggunakan game atau permainan edukatif.

Upaya yang dilakukan para pendidik untuk membangun atensi dan motivasi siswa. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai baik. Namun terkadang, siswa yang memiliki atensi rendah tetap saja mengantuk di dalam kelas.

Lantas bagaimana cara menghilangkan kantuk siswa di dalam kelas? Sekaligus meningkatkan atensi dan motivasi belajar siswa adalah dengan metode pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar-siswa. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif adalah cara belajar berkelompok.

Siswa dalam kelas dikelompokkan menjadi beberapa kelompok belajar, lalu kelompok-kelompok kecil ini diberikan tugas atau instruksi untuk memecahkan masalah pembelajaran bersama-sama.

Ada banyak jenis-jenis pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah _Student Team Achievement Division_ (STAD). Metode pembelajaran STAD coba diterapkan oleh Pak Alawi dalam pembelajaran matematika di MTs Assa’adah I, Selasa (13/9/2022).

Siswa kelas 8A dibimbing Pak Alawi, membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan persoalan persamaan garis lurus.

Secara berkelompok, siswa Kelas 8A menyelesaikan soal persamaan garis lurus dengan lebih seru. Para siswa mampu menggambar grafik persamaan garis lurus dalam diagram kartesius. Siswa juga menyadari bahwa semakin besar nilai gradien sebuah garis, maka garis tersebut akan semakin tegak.

Melalui aktivitas kelompok kecil yang dibentuk di dalam kelas, materi persamaan garis lurus dapat dimengerti oleh siswa yang biasanya pasif. Sementara itu siswa yang tidak menonjol dalam kelas pun dapat memiliki kesempatan menunjukkan pemahamannya. Secara aktif, siswa membangun pengetahuannya sendiri bersama teman kelompoknya.

Bersama teman dan melalui interaksi sosial, siswa juga membangun kesadaran bahwa teman belajar pun dapat menjadi sumber belajar, tidak hanya dari bapak/ibu guru.

Ini merupakan terobosan baru dalam pembelajaran Matemateka agar siswa  tidak mengantuk di dalam kelas. Mereka aktif berkegiatan dan berkomunikasi di dalam kelompoknya guna menyelesaikan masalah. Sebagai efek samping positifnya, siswa perlahan akan memahami materi pelajaran yang disampaikan para guru.**(AL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *