LEMARI TUA

Saat itu,  aku kelas 4 MI, aku berkunjung ke rumah nenek yang berlokasi di suatu desa kecil dipinggir kota. Aku ke sana bersama ayah, ibu dan kakakku, kebetulan saat itu sekolah sedang libur panjang jadi aku dan kakakku menginap di rumah nenek sementara ayah dan ibu pulang ke rumah.

Aku sangat senang bisa menginap di rumah nenek, karena di rumah nenek ada banyak mainan tradisional yang bisa kumainkan bersama kakak, tapi walaupun aku sudah sering menginap di rumah nenek tapi aku selalu takut untuk pergi ke loteng, karena disana ada sebuah lemari tua dari kayu jati yang selalu ditutup dengan kain putih.

Sejak kecil aku tidak pernah berani untuk naik ke loteng seorang diri, karena itu aku selalu ditemani pembantu nenek yang bernama Mbak Tati atau Kakak bila aku ingin ke loteng untuk mengambil mainan sebab ada banyak benda-benda tua yang disimpan di loteng, mulai dari gamelan, keris, wayang kulit, topeng kayu sampai lemari tua, dan semuanya   ditutup rapat dengan kain putih.

Suatu hari aku hendak mengambil mainan di loteng, tapi saat itu aku tak bisa menemukan Mbak Tuti maupun kakak, hanya ada  nenek yang sedang tidur di kamarnya. Aku tak tega membangunkan nenek karena tidurnya sangat lelap sekali, aku pun memberanikan diri untuk naik ke loteng seorang diri sambil membawa senter untuk penerangan, karena tubuhku kecil, aku tidak sampai untuk menekan tombol lampu yang letaknya  agak tinggi.

Sambil memegang senter aku pun mulai mencari mainan yang hendak kumainkan, sampai aku melihat kain putih yang menutupi seluruh bagian tubuh lemari tua itu sedikit terbuka. Karena penasaran, aku pun perlahan-lahan mendekati lemari tua yang terlihat sangat mempesona dengan ukiran bermotif yang membuat lemari tua tersebut terlihat seperti baru.

Namun tiba-tiba aku merasakan suasana mencekam dibelakangku, Aku pun menoleh perlahan ke belakang sambil ketakutan, terlihat sosok hitam besar yang berdiri tepat di belakangku dengan tubuh diselimuti oleh rambut, ia pun mulai menggerakkan tangannya yang besar dengan kuku-kuku tajam ke arahku. Aku pun langsung menutup mataku dengan kedua tanganku sambil berteriak, ”Pergi….Pergi….Pergi…” tak lama kemudian aku membuka mataku dan kulihat lampu sudah menyala kemudian sosok itu menghilang.

Kulihat nenek menekan tombol lampu dan dengan perlahan menghampiriku sambil berkata, ”Sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” Aku pun langsung menangis dalam pelukan Nenekku. Setelah turun dari loteng Aku pun duduk di kamar nenek dengan sebuah mainan ditanganku, nenek pun menunjukkan sebuah foto sambil berkata,”Ini adalah kakekmu.” Kuperhatikan sekilas ada sebuah gamelan di foto itu. Aku pun bertanya, “Apakah gamelan yang ada diloteng dengan yang ada difoto itu sama?” Nenek pun menjawab, “Iya, semua benda yang kamu lihat di loteng semuanya adalah buatan kakekmu, termasuk mainan yang kamu pegang.”

Aku pun terkagum-kagum mengetahui seberapa hebatnya kakekku bisa membuat benda-benda tersebut, aku pun dibuat penasaran tentang apa makhluk hitam yang kulihat tadi, dengan rasa ragu aku bertanya “Nek, apa makhluk hitam yang kulihat tadi?” dengan nada serius Nenek pun menjawab,“Makhluk yang kamu lihat berusan adalah sosok yang dipanggil Genderuwo, tapi ia tidak akan mengangu bila tidak ada yang mengusik, karena itu biasakan menggucapan salam.”

Setelah kejadian itu Aku pun mendapat pelajaran berharga untuk selalu menghormati para penuggu dengan menggucapkan salam bila ingin berkunjung. Tak lama kemudian Ayah danIbu menjemput kami untuk pulang karena tahun ajaran baru akan segera dimulai.

Karya:Muhammad Khatami 2019.

(Siswa MTs Assaadah 1 Kelas 9A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *